Peran Ibu Profesional dalam Membangkitkan Gerakan Nurturing Family





Peran Ibu Profesional dalam Membangkitkan Gerakan Nurturing Family Untuk Mewujudkan Peradaban Bangsa Indonesia yang lebih Maju dan Sejahtera

Oleh: Ika Nurmaya


Peradaban bangsa Indonesia dewasa ini masih jauh dari cita-cita yang ada UUD 1945 pasal 33 tentang kemakmuran atau kesejahteraan rakyat. Dalam Pancasila dikatakan pada sila kelima bahwa seharusnya peradaban bangsa Indonesia itu dapat mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Gambar pada sila kelima adalah kapas dan padi melambangkan pangan dan sandang yang merupakan kebutuhan pokok semua rakyat Indonesia tanpa melihat status atau kedudukan yang berarti kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial merupakan salah satu indikasi majunya sebuah peradaban bangsa.


Salah satu indikator  pembangunan Kesejahteraan sosial Internasional adalah MDGs (Millenium Development Goals) yang berakhir pada tahun 2015, saat ini diteruskan dengan SDGs (Sustainable Development Goals). SDGs melanjutkan cita-cita mulia MGDs yang ingin konsen menanggulangi kelaparan dan kemiskinan di dunia.


Indonesia dalam buku Suarakan MDGs oleh Stalker (2008), masih ada beberapa indikator MDGs yang perlu kerja keras jika dibandingkan target dalam pencapaiannya, yaitu indikator: kemiskinan, proporsi pekerja yang memiliki rekening pribadi dan anggota keluarga bekerja terhadap jumlah pekerja total, malnutrisi anak, kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan, Tingkat Kematian Ibu (Per 100.000), Prevalensi HIV dan AIDS (per 100.000), juga perpipaan air minum di kota maupun di desa.Tentunya hal ini perlu dukungan seluruh rakyat Indonesia untuk mewujudkan Kesejahteraan sosial, termasuk mendukung pencapaian target MDGs/SDGs tersebut.

Sebuah peradaban tentunya sangat didukung dari kesejahteraan yang tercipta dari masyarakat. Dan institusi terkecil bagian dari masyarakat adalah keluarga. Sebuah keluarga dikatakan baik peradabannya jika keluarga itu dapat berdaya dan bermanfaat baik bagi keluarga itu sendiri maupun masyarakatnya. Anggota keluarga yang memegang peranan adalah ayah dan Ibu. Ibu sebagai pelaksana harian dari sebuah keluarga tentunya sangat berperan aktif demi tercapainya keluarga yang berdaya dan bermanfaat  Ibu punya peran penting dalam Nurturing Family, yaitu pengasuhan keluarga yang didalamnya terjadi proses penumbuhkembangan segala potensi anggota keluarga sehingga bisa berdaya dan bermanfaat.


Jika dicari dalam kamus bahasa, kata Nurture ini, bisa mempunyai arti mengasuh, memberi makan, membesarkan, mendidik, memelihara, merawat, mengembangkan, menghidupi, meningkatkan, mendorong, menyuburkan dan sebagainya. Nurturing Family  adalah keyakinan bahwa ilmu mengasuh anak harus dipelajari dan hanya orang tua yang bisa paling berhasil dalam mengasuh anak-anak mereka ketika orang tua sudah kompeten dalam keterampilan mereka, hal ini perlu bantuan orang lain dan komunitas yang dapat mendukung  diri orangtua itu sendiri (www.familynurturing.org, 2019). Ibu adalah bagian dari orangtua, maka ibu sudah seharusnya menyadari perannya yang begitu besar dan harus sadar diri dengan mencari cara agar berperan aktif dalam Nurturing Family.


   Salah satu cara bagi para Ibu untuk dapat ilmu dan dapat berperan dalam membangkitkan Nurturing Family adalah dengan bergabung pada komunitas yang juga mendukung keilmuan dan gerakan Nurturing Family. Salah satu komunitas Nurturing Family yang saat ini sedang berkembang pesat adalah komunitas Institut Ibu Profesional (IIP). Komunitas IIP ini didirikan oleh ibunda Septi Peni Wulandani pada Tanggal 22 Desember 2011. Ibu Septi didukung oleh suaminya, mendirikan IIP setelah mereka sendiri telah mencoba dan melakukan penelitian terhadap konsep dan tatacara dalam pendidikan dan penerapan ilmu tentang Nurturing Family.


Definisi Ibu Profesional  adalah seorang perempuan yang bangga akan perannya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, dan senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu agar bisa bersungguh-sungguh dalam mengelola keluarga dan mendidik anaknya (www.ibuprofesional.com, 2017) Dengan mottonya Ibu Profesional Kebanggan Keluarga, maka seluruh tim dalam IIP ini bekerjasama bersinergi mengembangkan ilmu dan potensi para Ibu yang tergabung didalamnya.


Definisi kata Profesional berarti memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (sumber: KBBI), dan visi dari IIP adalah Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.  Misi IIP adalah : 1) Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anaknya. 2) Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul. 3) Meningkatkan rasa percaya diri  ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya 4) Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.


Perlunya kerja keras Indonesia dalam meraih beberapa target indikator MDGs, adalah keadaan yang membuktikan bahwa peradaban bangsa kita masih jauh dari sejahtera. Melihat keadaan itu tak dapat dipungkiri bahwa Nurturing Family harus dijadikan gerakan yang bisa membangun peradaban bangsa kita menjadi lebih maju dan sejahtera. Sebuah cita-cita besar berasal dari cita-cita keluarga, namun jika yang melakukan banyak dan jumlahnya bertambah tentunya ini akan menjadi efek domino yang saling menular dan mewabah, sehingga bisa menjadi pola pikir dan pola hidup bangsa.


Jika anda telah membaca visi dan misi IIP di atas, tentu anda menyadari bahwa ada kemungkinan besar keberhasilan membangkitkan gerakan Nurturing Family bangsa Indonesia bisa didukung dengan peran Ibu Profesional dalam menjalankan misi IIP. Para Ibu yang telah dididik, dilatih dan diberdayakan di IIP ini bukan hanya melaksanakan amanat pengembangan keluarganya, tapi sebagai langkah awal, mereka harus mengenal dirinya termasuk potensi dan daya apa yang bisa dikembangkan dan digunakan  kemudian hari. Sehingga ia bisa menggunakan potensi dari dalam dirinya untuk kemaslahatan dirinya sendiri, keluarga serta masyarakatnya. Untuk menjalankan keempat misi di atas, Ibu Profesional di IIP harus melalui empat tahap yaitu 1) bunda sayang untuk menjalankan misi pertama 2) bunda cekatan untuk menjalankan misi kedua 3) bunda produktif untuk menjalankan misi ketiga dan 4)  bunda shaleha untuk menjalankan misi keempat.


Dari tahapan Ibu Profesional di atas, tentunya hal ini akan sangat mendukung gerakan Nurturing Family Setiap tahapan menghasilkan output outcame yang utamanya untuk keluarga, yang kemudian dari potensi diri yang terlatih, maka ada kesempatan bagi para Ibu untuk menjadi agent of change pada masyarakatnya dalam rangka meraih kesejahteraan sosial.


Jika Ibu Profesional bisa mengambil peran penting dalam usaha membangkitkan gerakan Nurturing Family ini, maka insyaAllah bangsa ini akan semakin maju dan sejahtera peradabannya. Sudah saatnya menjalankan peran kita sebagai seorang yang profesional dalam hal pengasuhan keluarga, sehingga diharapkan upaya Ibu profesional ini dapat menular, meluas pada seluruh ibu di Indonesia, hingga pada keluarga yang lain hingga pada seluruh bangsa Indonesia.
Salam Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga.

#IbuProfesionalASIA
#1stAnniversaryIPAsia

Refferensi:

Family Nurturing Center.2018. http://www.familynurturing.org/. (akses 12 Januari 2019)


Isbandi, Adi Rukmianto. 2005. Ilmu Kesejateraan Sosial dan Pekejaan Sosial.Jakarta. FISIP UI Press

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at: http://kbbi.web.id/pusat, (akses 12 Januari 2019)

Stalker. 2008. Mari Kita Suarakan MDGs. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta

Tim Redaksi Ibu Profesional. 2017. Mengenal Ibu Profesional. https://www.ibuprofesional.com/blog/mengenal-ibu-profesional (akses 12 Januari 2019)

Wahyuningsih. 2017. Millenium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam Kesejahteraan Sosial. Bisma Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 11, No. 3.



         
*)Tulisan ini diikutkan Sayembara Menulis yang diadakan oleh Ibu Profesional Asia dengan tema “Ibu Profesional Nurturing Family”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Film Selam (Salam)

Makna Jadilah Dirimu Sendiri ( Sebuah catatan dari Konferensi Institut Ibu Profesional Di Yogyakarta tgl 17-19 Agustus 2019)

resensi buku resensi novel : Burlian